Ada seorang majusi melihat anaknya
tiada tahu diri dalam bulan Ramadlan makan di pasar, lalu ia menghajarnya dengan
pukulan, katanya: “Kenapa kamu tidak tahu diri dalam bulan Ramadlan, yang
seharusnya engkau pandai menghormati umat Islam yang tengah
berpuasa? Yang
demikian ini adalah sikap dan tindakan
seorang majusi penyembah api atau katakanlah orang musyrik dalam mendidik
anaknya. Kemudian bagaimanakah dengan sikap kita di negeri ini dewasa ini yang
nota bene 95% mengaku beragama Islam, dalam menghormati Ramadlan?Alkisah, orang majusi itu meninggal dunia, dan pada suatu malam seorang ‘alim’ mimpi bertemu dengannya, ia berada di ranjang indah di sorga, ketika ditanya: “Lo anda kan orang Majusi, kenapa di tempat ini? Jawabnya: “Betul semula memang aku orang Majusi, tetapi menjelang maut tiba, tersentuh hatiku untuk memeluk Islam, saat itu aku dengar seruan di atasku: “Hai para malaikatKu, jangan biarkan ia mati tersesat dengan agama majusinya, angkatlah ia menjadi muslim terhormat, sebab ia telah menghormati bulan suci Ramadlan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar