Minggu, 29 November 2015

Nabi Musa dan Anak yang Berbakti pada Orang Tua

Nabi Musa a.s ingin mengetahui siapa kawannya di sorga, katanya: “Ya Tuhan, tunjukkanlah padaku siapa kawanku di sorga? JawabNya: “Pergilah kamu ke kota anu, dan menujulah ke pasar anu, maka kamu bakal bertemu dengan seorang pria bakul daging, parasnya demikian, dan dialah orang yang akan menjadi kawanmu di sorga”. Alkisah setelah memperoleh
petunjuk wahyu tersebut, Nabi Musa a.s segera berangkat mencarinya, hingga sampailah nabi Musa ke tempat tujuan, ia tegak di sana sampai matahari terbenam. Orang itu mengambil sekerat daging dan dimasukkan kedalam keranjang. Maka sewaktu hendak kembali bertanyalah Nabi Musa a.s: “Apakah anda mempunyai tamu? Jawabnya: “Betul, aku punya tamu. Maka diajaknyalah Nabi Musa a.s masuk ke rumahnya, dan ia segera tegak/sibuk memasak keratan daging yang dimasukkan ke dalam keranjang tadi, dan sewaktu ia mengeluarkan isi keranjang terlihatlah seseorang nenek lemah bagai anak merpati (burung piyik). Pria itu mengangkatnya, dan menyuapinya, hingga nenek lemah itu terasa kenyang. Tentang pakaian, pria itulah yang mencuci dan menjemurkannya, nanti sesudah kering ia pakaikan pada nenek tersebut, kemudian dimasukkan lagi ke keranjang tempat semula. Nenek itu menggerakkan bibirnya entah apa yang diucapkannya. Namun sebagai seorang Nabi, Musa a.s tahu pasti isi ucapan nenek itu, yakni do’a yang ditujukan pada anaknya berikut do’anya (arti):
Ya Allah, tempatkanlah anakku bersama Nabi Musa di sorga”.

Kemudian pria itu mengangkat nenek tersebut, menanggalkannya pada sebatang kayu. Ketika ditanya oleh Nabi Musa a.s, kenapa engkau perlakukan seperti itu? Jawabnya: “Nenek ini adalah ibu kandungku, ia telah lemah tiada berdaya untuk duduk sendiri”. Akhirnya Nabi Musapun berkata: “Terimalah khabar gembira untuk anda, dan kenalkanlah aku adalah Nabi Musa, engkaulah kawanu kelak di sorga”.  Mudah-mudahan perjumpaan kita nanti di sorga dimudahkan oleh Allah swt. Berkat keagungan Asma-Nya yang bagus, dan berkat kemulyaan Nabi Muhammad, makhluk yang paling utama. (Dikutip dari kitab Zubdah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar